Masalah sampah dari tahun ke tahun selalu menjadi kisah klasik yang menarik untuk dikulik. Tampuk kepemimpinan negara yang berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya belum juga berhasil menuntaskan permasalahan sampah di negeri ini.
Kabupaten Fakfak yang berada pada paruh burung pulau
Papua di provinsi Papua Barat, juga masih mengalami kesulitan pemaksimalan
pengelolaan sampah.
Pemerintah Kabupaten dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 3,9% ini melalui instansi terkait sebenarnya telah merancang berbagai tata cara pengelolaan sampah terbaik untuk kabupaten Fakfak.
Namun, usaha pemerintah daerah saja tidaklah cukup jika tanpa dukungan peran aktif warga masyarakatnya. Ya, selama sikap apatis dan kebiasaan membuang sampah sembarangan masih terpelihara subur dikalangan masyarakat maka mustahil untuk menciptakan Fakfak menjadi kota yang bersih, bebas dari sampah.
Pemerintah Kabupaten dengan laju pertumbuhan penduduk mencapai 3,9% ini melalui instansi terkait sebenarnya telah merancang berbagai tata cara pengelolaan sampah terbaik untuk kabupaten Fakfak.
Namun, usaha pemerintah daerah saja tidaklah cukup jika tanpa dukungan peran aktif warga masyarakatnya. Ya, selama sikap apatis dan kebiasaan membuang sampah sembarangan masih terpelihara subur dikalangan masyarakat maka mustahil untuk menciptakan Fakfak menjadi kota yang bersih, bebas dari sampah.
Salah
satu kawasan yang paling
rawan pencemaran adalah
Jalan Salasa Namudat atau yang biasa
disebut jalan Reklamasi Fakfak.
Jalan Reklamasi yang membentang sepanjang -+ 2 Km dan menghubungkan Plaza Tambaruni dengan daerah kota ini merupakan hasil dari reklamasi pantai, perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis yang dimulai pada tahun 90’an.
Tempat ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat seperti berolah raga, berjualan hasil laut, photo shoot, memancing, berenang, menikmati hiburan malam atau sekedar nongkrong bersama kawan dan keluarga.
Jalan Reklamasi yang membentang sepanjang -+ 2 Km dan menghubungkan Plaza Tambaruni dengan daerah kota ini merupakan hasil dari reklamasi pantai, perluasan daerah pesisir pantai melalui rekayasa teknis yang dimulai pada tahun 90’an.
Tempat ini sering digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat seperti berolah raga, berjualan hasil laut, photo shoot, memancing, berenang, menikmati hiburan malam atau sekedar nongkrong bersama kawan dan keluarga.
Kawasan ini menghadirkan pemandangan indah, mulai birunya
laut yang sesekali mengundang ombak-ombak kecil yang menyapu bebatuan ditepi
pembatas, langit biru dipadu bersihnya awan putih, hijau pulau yang memanjang
disebrang laut hingga jingganya senja sore yang tersaji sempurna menjadikan
alasan warga Fakfak memfavoritkan kawasan ini.
Namun sayangnya, banyaknya aktivitas masyarakat yang berlangsung di jalan Reklamasi Fakfak tidak dibarengi dengan kesadaran menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan oleh seluruh masyarakat. Alhasil, sampah berserakan mengotori segala keindahan hasil karyaNYA.
Namun sayangnya, banyaknya aktivitas masyarakat yang berlangsung di jalan Reklamasi Fakfak tidak dibarengi dengan kesadaran menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan oleh seluruh masyarakat. Alhasil, sampah berserakan mengotori segala keindahan hasil karyaNYA.
Untuk itu, kami, Komunitas Jelajah Fakfak, menggagas
sebuah aksi kecil untuk peduli lingkungan di Kabupaten Fakfak, tempat dimana
kami lahir dan dibesarkan. Aksi kali ini kami beri nama Aksi Jelajah Bersih.
Jelajah
bersih adalah nama yang kami pilih untuk menandai sebuah aksi kecil sosial lingkungan, tindakan nyata dari bentuk kepedulian
kami terhadap berbagai ancaman masalah lingkungan yang ada di Kabupaten Fakfak,
Papua Barat.
Sabtu, 12 Desember 2015 kami, Komunitas Jelajah Fakfak
bersama Yamaha
Vixion Club (YVC), Pemuda Peduli Lingkungan (P2K), Cewek Matic Community (CMC),
Kelas Inspirasi Fakfak dan Fokal Pemuda melakukan aksi Jelajah Bersih yang pertama.
Harapan kami, semoga akan ada aksi Jelajah Bersih kedua, ketiga, keempat dan seterusnya atau aksi-aksi peduli lingkungan lain antar komunitas dan atau seluruh masyarakat kedepannya nanti.
Harapan kami, semoga akan ada aksi Jelajah Bersih kedua, ketiga, keempat dan seterusnya atau aksi-aksi peduli lingkungan lain antar komunitas dan atau seluruh masyarakat kedepannya nanti.
Pukul 05.20 hari itu, kordinator lapangan kami, Rizal
Bakhtiar, telah siap siaga
di lokasi dengan sapu dan tongkatnya. Langkah awalnya adalah membagikan masker, sarung tangan dan karung
sampah yang menjadi perlengkapan bersih lingkungan.
Aksi dimulai pukul 06.00, bersama si mentari yang masih
tersenyum malu-malu dibalik awan. Berpencar, mengambil tempat, memungut
berbagai jenis sampah yang ada di lapangan. Kantong plastik
pembungkus, botol plastik sisa minuman, bungkus makanan ringan, kaleng-kaleng
softdrink, tumpukan kardus-kardus bekas hingga sisa-sisa makanan busuk yang mengundang para
belatung berpesta membuat sarang.
Hal
yang sama juga terjadi di seberang jalan, arah laut. Sampah memenuhi deretan
batu-batu yang menahan ombak
laut. Sampah dipinggir laut ini ada
karena kebiasaan sebagian besar masyarakat membuang sampah sembarangan saat
tengah duduk bersantai ditembok pembatas. Ya, sambil bersantai, menikmati
makanan, cemilan ringan, minuman, lalu setelah itu sampahnya dibuang ke batu-batu
pinggir laut begitu saja.
Indonesia
tercatat menghasilkan sampah 64juta ton pertahunnya dan 4,8-12,7juta ton diantaranya merupakan sampah
plastik yang berakhir ke laut dunia. Ironis bukan, negara yang kaya akan berbagai
hasil laut, yang sebagian
besar penduduknya dihidupi oleh hasil laut, yang kas negaranya disumbang oleh
hasil laut, malah menempati posisi kedua, negara
penyumbang sampah laut terbanyak di dunia setelah Tiongkok.
Yuk orang Fakfak, jaga laut kita, jangan kotori dengan
sampah. Orang Indonesia itu ramah-ramah, warga Fakfak itu baik-baik, ramah dan
baik juga pada laut.
Komunitas
Jelajah Fakfak turut mengundang Yamaha Vixion Club (YVC), Pemuda Peduli
Lingkungan (P2K), Cewek Matic Community (CMC), Kelas Inspirasi Fakfak dan Fokal
Pemuda yang merupakan komunitas-komunitas aktiv di kota Fakfak untuk
berpartisipasi pada aksi jelajah kali ini. Tujuan kami, selain untuk
bersama-sama membersihkan lingkungan yang sudah tercemar oleh sampah sisa
aktivitas masyarakat yang dibuang sembarangan, juga agar dapat membina hubungan
baik antara kami, Komunitas Jelajah Fakfak dengan berbagai komunitas di Kota
Fakfak. Kami pun berharap hubungan baik yang terbina ini nantinya akan membawa
banyak manfaat positif bagi kemajuan kota Pala Fakfak.
Sampah plastik berupa botol-botol bekas air mineral khusus kami pisahkan untuk selanjutnya akan dimanfaatkan dalam pembuatan landmark cinta lingkungan bersih yang menjadi agenda Komunitas Jelajah Fakfak selanjutnya.
Peluh
dan lelah sudah pasti menjadi bagian dari aksi Jelajah Bersih kami. Terlihat dari
tumpukan sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan. Banyaaaaaak. Membukit. Menggunung. Jika sampah-sampah
ini bisa dimusiumkan maka musiumnya akan penuh oleh plastik-palstik. Faktanya,
sampah plastik memang masih merajai tahta pesampahan pada Jelajah Bersih kali
ini.
Sampah plastik berupa botol-botol bekas air mineral khusus kami pisahkan untuk selanjutnya akan dimanfaatkan dalam pembuatan landmark cinta lingkungan bersih yang menjadi agenda Komunitas Jelajah Fakfak selanjutnya.
Tak
sebatas melakukan aksi nyata pembersihan lingkungan bersama YVC, P2K, CMC, KI
dan Fokal Pemuda
tetapi Komunitas Jelajah Fakfak juga meletakkan tong sampah umum, hasil kreatifitas yang dibuat sendiri oleh anggota
Komunitas Jelajah Fakfak. Jumlahnya tak banyak, hanya ada enam yang kemudian
diletakkan pada enam titik diseputaran lokasi pembersihan. Namun, semoga enam
hanya merupakan angka awal untuk selanjutnya akan bertambah menjadi tujuh,
delapan dan akhirnya akan ada banyak titik tempat sampah di sepanjang jalan
Reklamasi dan tempat-tempat lainnya di kota Fakfak. Ini
adalah upaya kami untuk memotivasi masyarakat Fakfak agar berhenti membuang
sampah sembarangan karena dapat berdampak buruk pada kenyamanan lingkungan.
Aksi Jelajah Besih berakhir pukul 08.00 dan menghadirkan pemandangan berbeda didepan mata. Lokasi yang tadinya dipenuhi sampah kini menjadi bersih. Tanpa sampah kawasan ini terleihat lebih asri dan tenang.
Selain
itu ada pula papan himbauan yang sederhana yang berisi himbauan kami agar dapat
tetap menjaga kebersihakan lingkungan yang telah bersih. Seberanya, ketika
seseorang menjaga lingkungan maka dia sedang menjaga kesehatan dirinya sendiri
karena hidup yang sehat sudah pasti berawal dari lingkungan yang sehat pula.
Aksi Jelajah Besih berakhir pukul 08.00 dan menghadirkan pemandangan berbeda didepan mata. Lokasi yang tadinya dipenuhi sampah kini menjadi bersih. Tanpa sampah kawasan ini terleihat lebih asri dan tenang.
Aksi
pembersihan kawasan ini yang awalnya terlihat sangat berat ternyata menjadi
ringan bila dilakukan bersama-sama. Seperti ungkapan pepatah, hal besarpun akan
terasa ringan bila dikerjakan bersama dan dengan ikhlas pastinya.
Pada
kesempatan kali ini, Komunitas Jelajah Fakfak yang baru saja berdiri pada 06
November 2015 sekaligus mengadakan launcing Komunitas dan memperkenalkan
komunitas ini kepada komunitas-komunitas lain yang sudah ada lebih dulu. Perkenalan langsung komunitas diwakilkan oleh ketua
Komunitas Jelajah Fakfak, Rian Erman Syahyadi Saragih.
Jelajah
bersih adalah kegiatan ketiga yang dilaksanakan oleh Komunitas Jelajah Fakfak
sejak tanggal dibentuknya. Dua kegiatan sebelumnya adalah Jelajah Alam di AirTerjun Nehuherekrek sebagai persembahan perdana kami untuk Ulang Tahun kota
Fakfak ke 115 dan JelajahBudaya yang meliput
kegiatan permainan tradisonal Fakfak pada gelaran Festival
Inspirasi 2015.
Acara akhir dari aksi Jelajah Bersih yang pertama ini
adalah tukar
cerita dan berbagi pengalaman antar Yamaha Vixion Club (YVC), Pemuda Peduli
Lingkungan (P2K), Cewek Matic Community (CMC), Kelas Inspirasi Fakfak dan Fokal
Pemuda dan Komunitas Jelajah Fakfak
sambil menikmati snack ala kadar ala Jelajah Fakfak yang dibuat langsung oleh
tim suksesi konsumsi, Dewi Yumanti dan Anisa Iha. Semoga silaturahmi yang baik antar
komunitas ini bisa memberikan manfaat positif bagi Kabupaten Fakfak dan juga
tahah air tercinta, Indonesia.
Sekali lagi...
Hidup Dengan Alam, Besar Bersama Budaya!!!
Salam Jelajah!!!
No comments:
Post a Comment