Alam yang kaya, budaya yang luhur, tradisi yang unik serta penduduk yang ramah memenuhi setiap sisi negeri ini. Yah, inilah Indonesia, negeri seribu pulau, berjuta pesona.
- Lokasi : Pantai Wayop - Pulau Panjang
- Kota - Provinsi : Fakfak - Papua Barat
- Akomodasi : 50 liter bbm menggunakan motor laut
- Lama Perjalanan : 30 menit dari Fakfak
Ini Videonya :
Perjalanan ini dimulai pada 31 Desember 2015 dari sebuah dermaga
kecil di kompleks Dulan Pokpok Fakfak. Dermaga tempat kembali dan berlabuhnya
kapal-kapal nelayan setelah mencari nafkah di laut Papua yang kaya ini menjadi lokasi
kami berkumpul dan melakukan persiapan sebelum melaksanakan agenda jelajah alam
ke-dua Komunitas Jelajah Fakfak.
Sinar
fajar pagi perlahan-lahan menyilaukan pandangan kami saat sebuah perahu motor
berwarna biru muda merapat pelan mendekati sisi kiri dermaga tempat kami
berdiri. Seorang motoris nampak lihai dan bersemangat memainkan mesin motor berkapasitas
15pk yang menempel di belakang perahu fiber 6meter itu. Inilah transportasi
yang akan membawa kami munuju bagian belakang pulau yang dikenal dengan nama
Pulau Panjang.
Sesuai namanya, pulau Panjang ini terletak memanjang tepat di
depan kota Fakfak dan dipisahkan oleh laut berkedalaman sekitar 100meter dengan
waktu tempuh 30-45menit menggunakan perahu bermotor.
Destinasi alam yang
menjadi tujuan kami adalah Pantai Wayop yang berlokasi di sebelah barat Pulau
Panjang dengan hamparan pasir putih yang menghadap ke selatan. Dahulu, Pantai
Wayop sempat menjadi primadona wisata yang ada di Fakfak.
Fakta ini ditandai
dengan pernah dibangunnya beberapa fasilitas wisata disana seperti rumah honay
untuk bersantai, sarana air bersih serta kamar mandi umum. Namun, karena alasan
sulitnya transportasi menuju Pantai Wayop yang langsung menghadap laut lepas
ini serta kurangnya perhatian untuk menjaga aset wisata ini maka Pantai Wayop menjadi
sepi pengunjung bahkan fasilitas-fasilitas yang pernah dibangunpun menjadi
rusak termakan waktu.
Jelajah ini membawa dua belas orang dalam satu rombongan. Tepat
pukul 08.30 setelah menikmati sarapan pagi dan melaksanakan doa bersama, rombongan
bertolak meninggalkan dermaga Pelelangan Ikan Dulan Pokpok.
Transportasi perjalanan ini sepenuhnya dibantu oleh Raja
Petuanan Ati-ati, Muhammad Syahril Bay yang juga ikut langsung dalam perjalanan
Komunitas Jelajah Fakfak. Sedikit membahas tentang petuanan sebagai symbol
kebudayaan Kabupaten Fakfak yang masih tetap terjaga lestari hingga kini, Fakfak
memiliki tujuh petuanan atau kerajaan dengan wilayahnya masing-masing.
Tujuh
petuanan tersebut terdiri dari Petuanan Ati-ati di Werpigan, Petuanan Fatagar
di Fakfak, Petuanan Arguni di Arguni, Petuanan Sekar di Kokas, Petuanan Wertuar
di Kokas, Petuanan Rumbati di Rumbati dan Petuanan Patipi di Patipi Pasir.
Angin musim barat di bulan Desember berhembus menemani perjalanan
kami. Meski gelombang air laut sedang tidak benar-benar teduh namun perjalanan
kami terhitung mulus. Terik pusat tata surya memang terasa mulai menyengat mengingat
hari semakin siang tapi sama sekali tidak mengurangi antusias kami menuju
Pantai Wayop.
Tiga puluh menit berlalu. Pulau Panjang di
depan mata. Perahu motor menepi untuk menurunkan kami. Perjalan selanjutnya
menuju pantai Wayop akan kami lakukan dengan berjalan kaki.
Setelah melewati hutan pepohonan selanjutnya
kami memilih menempuh perjalanan melalui jalur pesisir pantai. Soal
pemandangan, benar-benar tak perlu diragukan, indah. Ini perjalan yang
memanjakan mata namun benar-benar memaksa kaki untuk bekerja ekstra keras dari
biasanya.
Semagat, kami memiliki semangat super luar biasa untuk terus berjalan
menuju tujuan kami, Pantai Wayop. Langkah kami selanjutnya adalah menapaki beberapa
tebing bebatuan curam. Medan kali ini, amazing bangatttts.
Sebenarnya, jika tak ingin bersusah payah
berjalan sejauh itu, kalian bisa langsung menggunakan perahu dan turun tepat
dipasir pantai Wayop.
Hanya saja, berjalan adalah pilihan kami. Menyusuri
hutan, pesisir pantai, tebing-tebing bebatuan tinggi sambil terus mengeksplor
sebagian dari pulau ini. Menikmati desau semilir angin berpadu dengan riuh
gelombang laut yang menghasilkan gulungan ombak ke tepi pantai melengkapi
keindahan perjalanan ini.
Semua ini hasil karyaNYA, Sang Maha Tunggal. Keindahan
hasil ciptaanNYA ini gratis, setiap yang menikmatinya hanya perlu selalu
menjaga keindahannya, tidak mengotori apalagi merusaknya. Ya, salah satu wujud
cinta padaNYA adalah menjaga ciptaanNYA.
Dan akhirnya, lelah kami terbayar. Setelah
beberapa jam langkah kami akhirnya sampai juga di tujuan, Pantai Wayop.
Terima kasih kami sampaikan kepada Raja Petuanan Ati-ati,
Muhammad Syahril Bay yang telah mendukung kami pada Jelajah Alam ke dua
Komunitas Jelajah Fakfak.
Salam Jelajah!
jelajah yang menyenangkan.!
ReplyDeleteCara Mengobati Gendang Telinga Pecah